Sejarah Masjid Merah Panjunan
Nah chingu!! Ingin tau sejarah Masjid merah panjunan gak?
Hem.. sayang tau kalo kalian berlibur atau main ke kota Cirebon tanpa mampir dulu ke masjid merah panjunan yang mempunyai nilai sejarah yang WOW hehe.. yuk kita lansung saja liat sejarahnya :)
Nah chingu!! Ingin tau sejarah Masjid merah panjunan gak?
Hem.. sayang tau kalo kalian berlibur atau main ke kota Cirebon tanpa mampir dulu ke masjid merah panjunan yang mempunyai nilai sejarah yang WOW hehe.. yuk kita lansung saja liat sejarahnya :)
Masjid Merah Panjunan terletak di Kampung Panjunan,
kampung pembuat jun atau keramik porselen. (kalo kalian bingung nih lebih
lengkapnya Mesjid yang berada di tengah pemukiman padat ini secara administratif yang berada di wilayah Kampung Panjunan,
Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemah Wungkuk. Masjid berada di sudut barat daya
perempatan jalan. Sebelah utara merupakan Jl. Kolektoran, sebelah timur
merupakan ruas Jl. Masjid Abang. Di sebelah selatan terdapat bangunan untuk
Posyandu dan rumah penduduk serta sebelah barat merupakan pemukiman.Bangunan
masjid yang tepatnya berada pada koordinat 06º 43' 087" Lintang Selatan
dan 108º 33' 970" Bujur Timur ini berdiri di atas lahan seluas 150 m2. *udah lengkap blum :) Hahaha )
-
Masjid merah panjunan ini berumur sangat tua loh yang didirikan (1480) oleh Syarif Abdurrahman atau bisaa dikenal sebagai Pangeran panjunan (setelah wafat Pangeran Panjunan dimakamkan di Plangon (12 km barat-daya Cirebon). Makamnya merupakan salah satu tujuan ziarah penting di Cirebon, terutama pada 27 Rajab, ketika sebuah upacara tahunan digelar untuk memperingatinya) . Beliau seorang keturunan arab yang kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo (Sembilan Wali), penyebar Islam di Jawa.
Masjid merah panjunan ini berumur sangat tua loh yang didirikan (1480) oleh Syarif Abdurrahman atau bisaa dikenal sebagai Pangeran panjunan (setelah wafat Pangeran Panjunan dimakamkan di Plangon (12 km barat-daya Cirebon). Makamnya merupakan salah satu tujuan ziarah penting di Cirebon, terutama pada 27 Rajab, ketika sebuah upacara tahunan digelar untuk memperingatinya) . Beliau seorang keturunan arab yang kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo (Sembilan Wali), penyebar Islam di Jawa.
(Wahh kereen
yaa.. ).
-
Masjid
Panjunan semula bernama mushala Al-Athya artinya ‘yang dikasihi’. Pendirian
masjid lebih disebabkan oleh karena belum adanya masjid agung di wilayah
Caruban selain sebuah tajug sederhana, yaitu Masjid Pejlagrahan yang sampai
saat ini juga masih ada. namun
karena pagarnya yang terbuat dari bata merah menjadikan masjid ini lebih
terkenal dengan sebutan Masjid Merah Panjunan. Awalnya masjid ini merupakan
tajug atau Mushola sederhana, karena lingkungan tersebut adalah tempat
bertemunya pedagang dari berbagai suku bangsa, Pangeran Panjunan berinisiatif
membangun Mushola tersebut menjadi masjid dengan perpaduan budaya dan agama
sejak sebelum Islam, yaitu Hindu – Budha.
Dan konon Beberapa keramik buatan Cina yang menempel pada dinding merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan Tan Hong Tien Nio loh.. ( hehe so sweet :) )
-
Yang uniknya lagi loh di mesjid merah panjunan ini ada salah satu sisi masjid terdapat sebuah makam yang diberi pagar, tetapi tidak jelas makam siapa. (wah bkin penasaraan banget yaa. Sangat misterius menurut aku) Menurut kabar yang beredar, ada dua cerita, pertama bahwa ada yang mengatakan makan tersebut adalah makan seorang yang cukup disegani di daerah Pajunan, sementara versi lain mengatakan, yang dikuburkan di tempat itu adalah benda-benda yang pernah dipakai untuk membangun masjid. Menurut Nasruddin (35) pengurus mesjid ‘’kami sendiri tidak pernah membongkar makam tersebut. Pendiri masjid ini tidak dimakamkan di sini," ungkapnya
Yang uniknya lagi loh di mesjid merah panjunan ini ada salah satu sisi masjid terdapat sebuah makam yang diberi pagar, tetapi tidak jelas makam siapa. (wah bkin penasaraan banget yaa. Sangat misterius menurut aku) Menurut kabar yang beredar, ada dua cerita, pertama bahwa ada yang mengatakan makan tersebut adalah makan seorang yang cukup disegani di daerah Pajunan, sementara versi lain mengatakan, yang dikuburkan di tempat itu adalah benda-benda yang pernah dipakai untuk membangun masjid. Menurut Nasruddin (35) pengurus mesjid ‘’kami sendiri tidak pernah membongkar makam tersebut. Pendiri masjid ini tidak dimakamkan di sini," ungkapnya
Oia, Tau gak sih kalian wahai teman2 ku
haha (sok kenal bgt yaa aku) hmm.. ternyata
-
(kalo jaman kita sekarang bilang mah cat
temboknya itu loh) warna merah asli alami karna warna Merah dari tanah liat.
Masjid Merah Panjunan juga di sebut juga Masjid Awal dan akhir karna di bangun
sebelum dan sesudahnya Masjid Kasepuhan, Pintu kitri yang berada di Masjid Salah satu ruangannya ini di buka hanya 1
tahun sekali yaitu pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Ruangan itu ditutup
karena di dalamnya masih terdapat mimbar kuno. Alasan tidak dibuka pada hari
biasa adalah untuk menghindari tangan-tangan jahil yang akan merusak dinding. Dan
Kondisi Masjid Merah Panjunan ini sama sekali belum mengalami perubahan sejak
awal berdiri. Kalaupun ada yang berubah, hanyalah pembangunan tempat wudhu
tanpa mengubah bentuk asli bangunan masjid. (gak habis2nyaa aku terus bilang
wah kereen bner yaa peninggalan sejarah yang satu ini.. subhanallah :) )
ini diaa sedikit foto2 yang kami ambil ketika kami berkunjung ke masjid Merah Panjunan :)
-
Oke
kan :) Nah, sekarang kalian
sudah paham kan tentang sejarah masjid merah panjunan? Meskipun ini hanya
sejarah singkatnya saja. Tetapi sudah sangat bermanfaat :)
**bila ada kritik dan saran silakan komentar yaa :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar